Cari Blog Ini

Minggu, 11 Oktober 2015

Makanan Siap Saji




Makanan siap saji
 
Makanan siap saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan segera dapat disebut makanan siap saji, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui dalam bahasa kamus bahasa Inggris Merriam-Webster pada 1951.[1]
Penjualan makanan seperti ini bisa berupa kios yang mungkin tidak memiliki naungan atau tempat duduk,[2] atau restoran siap saji (juga dikenal sebagai restoran layanan cepat). Operasi waralaba yang merupakan bagian dari rantai restoran telah membakukan bahan-bahan makanan yang dikirim ke masing-masing restoran dari pusatnya.[3]
Persyaratan modal untuk memulai sebuah restoran siap saji relatif kecil. Restoran-restoran siap saji kecil yang dimiliki individu telah menjadi lazim di seluruh dunia. Restoran-restoran dengan rasio tempat duduk yang lebih banyak, yang pelanggannya dapat duduk dan membawa pesanan mereka ke meja untuk dimakan dengan suasana yang lebih mewah dikenal sebagai restoran siap saji kasual.

Sejarah

Meskipun restoran siap saji sering dilihat sebagai representasi teknologi modern, konsep "makanan yang siap dibawa" sama tuanya dengan kota-kota sendiri. Variasi-variasi yang unik dapat ditemukan dalam sejarah berbagai kebudayaan. Kota-kota Romawi kuno memiliki stand-stand roti dan minyak zaitun. Budaya Asia Timur memiliki toko-toko mie. Roti pipih dan falafel banyak dijual di toko-toko seperti ini di Timur Tengah. Makanan siap saji populer di India termasuk Vada pav, Papri chaat, Bhelpuri, Panipuri dan Dahi vada. Di negara-negara berbahasa Perancis di Afrika Barat, sementara stand-stand kaki lima di dalam dan di sekitar kota-kota besar terus menjual berbagai jenis makanan siap saji, sate yang dibakar, yang dikenal sebagai "brochette" (jangan dikacaukan dengan roti snack dengan nama yang sama di Eropa).

Britania Raya

Makanan siap saji telah ada di Britania Raya sejak setidak-tidaknya zaman Romawi, meskipun perbedaan antara menu makanan siap saji dan restoran-restoran siap saji kasual kadang-kadang tidak jelas. Sebelum zaman modern, makanan siap saji di negara ini termasuk pie daging dan pastri serta gorengan dan berbagai jenis kue.
Pada Abad Pertengahan di berbagai kota besar bisa ditemukan toko pie atau dapur-dapur yang menjual makanan seperti ini. Pub dan kedai minuman setempat juga memberikan berbagai jenis "makanan siap saji", meskipun tidak selalu tersedia cepat.

Amerika Serikat

Pada 1867, Charles Feltman, seorang tukang daging Jerman, membuka tempat penjualan hot dog pertama di Coney Island di Brooklyn, New York City, meskipun asal-usul istilah ini masih diperdebatkan. World's Columbian Exposition (Chicago 1893) dan St. Louis World's Fair pada 1904 disebut sebagai promosi masal pertama untuk sejumlah makanan yang siap dibawa, termasuk hot dog, kerucut es krim dan teh es.
McDonald's, rantai makanan siap saji terbesar di dunia dan merek yang paling sering dihubungkan dengan istilah "makanan d siap saji", didirikan sebagai sebuah restoran drive-in barbecue pada 1940 oleh Richard J. dan Maurice McDonald. Setelah menyadari bahwa keuntungan terbesar mereka berasal dari hamburger, kedua saudara ini menutup restoran mereka selama tiga bulan dan membukanya kembali pada 1948 sebagai sebuah stan dengan menu sederhana berupa hamburger, kentang goreng, milkshake, kopi, dan Coca-Cola, yang dilayankan dalam bungkusan kertas yang langsung dibuang. Hasilnya, mereka dapat memproduksi hamburger dan kentang goreng terus-menerus, tanpa menunggu pesanan pelanggan, dan menyajikannya dengan segera. Hamburger seharga 15 sen, sekitar setengah harga makanan lainnya. Metode produksi singkat ini, yang disebutnya "Sistem pelayanan kilat" (Speedee Service System) dipengaruhi oleh inovasi jalur produksi oleh Henry Ford.

1.  Mengupas Kandungan Gizi Fast Food

Makanan cepat saji dengan proses memasak yang cenderung cepat memang sangat membantu saat kita tidak memiliki cukup banyak waktu.

Namun, bagaimana dengan kandungan gizi makanan yang dimasak dengan cepat, seperti ayam nugget, sereal, atau bubur ayam seduh? 
Menurut dr. Fiastuti Wicaksono, Sp.GK, Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, makanan jenis ini sudah mengalami proses pemasakan terlebih dulu, sehingga banyak kehilangan zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral. Zat-zat gizi yang seharusnya dicerna dan diproses dalam saluran cerna tidak lagi dilakukan.

Akibatnya? Sampai di dalam tubuh, zat gizi ini lebih cepat dicerna dan diserap. Metabolisme di dalam tubuh pun menjadi kurang baik. Selain itu, ayam nugget banyak mengandung protein dan lemak, namun minim serat.

Hal serupa saat anak mengonsumsi
fast food. Makanan jenis ini cenderung mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Proses yang sudah terlebih dulu digunakan pada fast food, yaitu pemasakan awal dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang cukup lama mengakibatkan zat gizi, seperti vitamin dan mineral, lebih sering hilang. Lama kelamaan, asupan zat gizi anak menjadi tidak seimbang.

Bagaimana jika asupan gizi anak tidak seimbang? “Bila sering mengonsumsi fast food, bisa-bisa anak menjadi kegemukan atau obesitas, jika tidak diawasi,” jelas dr. Fiastuti. Kegemukan sendiri bisa timbul sejak anak berusia kurang dari 5 tahun.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2010, 1 di antara 10 anak usia sekolah tergolong kegemukan. Dengan angka yang terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini tentu sangat menghawatirkan. Kegemukan pada masa kanak-kanak bisa membawa dampak yang buruk, mulai dari kecenderungan kegemukan di usia dewasa, risiko terkena penyakit jantung, hingga merasa rendah diri di kemudian hari.

1.  Bahaya Makanan Cepat Saji

   Makanan cepat saji sekarang ini sudah menjadi makanan konsumsi harian. Mungkin karena gaya hidup di jaman modern segala sesuatu serba ingin cepat dan praktis. Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis  makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Padahal makanan cepat saji memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika sering dikonsumsi. Terbukti makanan cepat saji sebagai pemicu datangnya berbagai penyakit.

         
Makanan cepat saji memiliki ukuran porsi lebih besar dari makanan sehat lainnya. Ukuran porsinya, bisa dua sampai tiga kali lipat lebih besar dari makanan lainnya. Jika Anda tahu fakta ini, mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk menghindarinya. Dan perlu Anda tahu, porsi lebih dari makanan cepat saji tak hanya membuat bobot tubuh cepat bertambah tapi juga memicu tingginya nafsu makan.
          
          Tak hanya junk food atau makanan cepat saji, makanan yang diolah dengan cara digoreng pun kini menjadi makanan yang sudah membudaya. Gorengan sepertinya sudah menjadi makanan yang identik dengan masyarakat. Yang kita tahu olahan gorengan mengandung kolesterol.
          Bagi Anda penggemar fast food saat ini mulai berhati-hatilah dengan makanan yang instan / cepat saji. Karena menurut beberapa penelitian disebutkan bahwa ada beberapa dampak buruk bagi kesehatan. Didalam makanan cepat saji terkandung zat-zat berbahaya seperti zat pewarna, pengawet (MSG), pemanis, dll. Tentu zat-zat tersebut tak layak jika masuk ke dalam tubuh. Kemudian mengandung kolesterol dan kalori yang cukup tinggi merupakan penyebab kegemukan dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung.

Pencegahan dampak negatif

          Bagi Anda yang tidak ada pilihan selain makan makanan fast food berikut cara mengatasinya. Anda harus mengurangi konsumsi atau tidak sama sekali. Untuk asupan penyeimbang banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan serta vitamin yang cukup. Karena tubuh memerlukan antioksidan untuk melawan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh yang bersifat merusak sel-sel tubuh. Memberi pengertian pada diri sendiri dan komitmen mengatur pola makan dan menerapkan pola hidup sehat.
 

1.  Menghindari Makanan Cepat saji

Saat ini semua orang ingin mudah dalam hal apapun. Salah satunya makanan. Makanan cepat saji dianggap sebagai pilihan yang menarik. Tapi jangan salah memilih makanan,
tidak hanya enak di mulut saja tapi juga harus sehat. Karena tubuh kita memerlukan gizi. Makanan cepat saji bisa saja berdampak buruk bagi kesehatan.  Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari makanan cepat saji :
  1. Jika anda akan menghabiskan waktu sehari di luar rumah, makanlah terlebih dahulu sebelum anda meninggalkan rumah. Dengan begitu anda tidak akan merasa lapar dan tergoda apabila melewati tempat yang menjual makanan cepat saji.
  1. Teguhkan hati untuk tidak menyantap makanan cepat saji. Percayalah pada diri anda bahwa hadiah dari suatu perjuangan akan berguna di kemudian hari.
  1. Berpikirlah sesuatu yang jelek bahkan negatif. Misalnya pikirkan tentang banyaknya kandungan minyak yang dipakai untuk memasak dan ditempatkan secara tidak rapi di dekat makanan tersebut.
  1. Perbanyak makan makanan ringan dengan kandungan yang menyehatkan. Pastikan bahwa makanan ringan yang anda miliki cukup menggoda.
  1. Isilah waktu. Apabila anda membiarkan pikiran fokus pada hal lain, maka anda tidak akan berpikir untuk beralih memikirkan hal lainnya. Seperti mampir restoran cepat saji.
  1. Pasanglah target. Apabila anda memilih untuk tidak makan di restoran cepat saji untuk beberapa hari, maka lama kelamaan anda akan kehilangan selera mengenai makanan cepat saji tersebut.
  1. lakukan eksperimen dengan masakan dan belajarlah untuk memasak. Hal ini akan membuat anda berhenti untuk menyantap makanan di luar rumah sekaligus untuk menambah pengalaman baru. (BbS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar